Tuesday, June 16, 2020

OPINI

1 Comments


LEBIH BAIK DIAM DARI PADA TIMBUL FITNAH


Suatu saat ada seorang datang kepada sayidina Umar, kemudian Sayidina Umar Mengajukan beberapa pertanyaan : “Apakah anda pernah bermuamalah dengannya misalnya berurusan dengan perdagangan, atau usaha dalam yang lain dalam jual beli” jawab orang tersebut “ belum ya Sayidina Umar”. Lanjut Umar “Apakah anda pernah memberikan amanah kepadanya:, Jawab Orang tersebut” Belum pernah ya Sayidina. Kemudian Umar bertanya lagi, “Apakah anda pernah berjalan  atau bersamanya saat musafir selama sepuluh hari lamanya, Jawab Orang tersebut ; “Belum Pernah Ya Sayidina.
Dari kisah tersebut  menerangkan bahwa tidak mudah kita menilai seseorang jika tiga syarat ini belum  terpenuhi atau belum di miliki pada diri sendiri. Jangan sekali-kali menilai seseorang, apalagi sampai menentukan  atau menetapkan bahwa orang tersebut tidak baik. Tidak pantaslah bila menilai  seseorang tanpa mengenalnya lebih dekat. Ada kaidah yang dipakai dalam permasalahan ini yaitu “ Assukutu Salama ( diam itu Selamat), atau diam adalah emas ( Assukutu Dzahab).

Sebagaimana hadits Nabi
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam,”

Dalam hadis tersebut telah jelas disebutkan, apabila tidak bisa selalu berkata yang baik, lebih baik diam. Karna dengan diam ini. Tidak akan mungkin kita terlibat persoalan dikemudian hari jika. Apa yang kita prasangka tersebut tidak benar adanya. Tidak boleh menilai seseorang kalau belum kita ketahui orang itu kalau cuma  dibilang orang, saya dengar dari orang saya lihat dari sifat kesehariannya, maka tidak akan terselesaikan masalah tersebut, bahkan akan berbahaya yang akhirnya akan timbul fitnah dan sebagainya, maka ambil jalan terbaik yaitu lebih baik diam karna dengan diam itu diri ini akan selamat.

Sekali lagi dipahami diam adalah lebih baik .Tatkala kita tak lagi mampu mengucapkan kata-kata yang baik lagi. belum tentu baik menurut orang lain, tetapi baik menurut kita,. inilah yang menjadi tantangan kita untuk lebih memikirkan apa yang akan kita katakan. apakah ini pantas untuk kita keluarkan, ataukah hal ini akan membawa bencana kepada diri kita bahkan untuk orang lain. (Syarifudin Dg Siampe)





1 Comments:

Post a Comment